SUPPORTER FANATIK BARITO PUTERA |
Barito Putera, Kalau tinggal di Kalimantan Selatan atau Banjarmasin pasti pernah mendengar nama ini. Dan, kalau kalian juga gibol alias gila bola dan pencinta bola pasti tau juga kan sama tim yg satu ini?? Walaupun gak tinggal di Banjarmasin kalau suka bola pasti tau deeh. .
Barito Putra Banjarmasin adalah perkumpulan sepak bola milik Haji Sulaiman HB, seorang pengusaha terkemuka dan
kemudian juga terkenal sebagai Ketua Partai Golkar Kalimantan Selatan. Bermarkas di Stadion 17 Mei. Salah satu pemain terbaik Barito Putra adalah Frans Sinatra Huwae, putra keluarga Huwae yang lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara.
kemudian juga terkenal sebagai Ketua Partai Golkar Kalimantan Selatan. Bermarkas di Stadion 17 Mei. Salah satu pemain terbaik Barito Putra adalah Frans Sinatra Huwae, putra keluarga Huwae yang lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara.
Data dan Fakta
Nama : Persatuan Sepakbola Barito Putera
Julukan : Laskar Antasari
Didirikan : 1988
Stadion : Stadion 17 Mei Banjarmasin, Kalimantan Selatan (15.000 penonton)
Stadion Demang Lehman (2012-2015) (13.000 penonton)
Menggunakan Stadion Demang Lehman yang berlabuh di Kabupaten Banjar ini dikarenakan Stadion 17 Mei dalam tahap renovasi.
Pendiri : H. Sulaiman. H.B
Supporter : Barito Mania, ND Yellow Boys, Laskar Mania
Manajer Tim :
- M. Hatta (1988),
- Yos Simon (1990),
- Rahmadi (1994),
- Hasnuryadi HAS (2004),
- Irwan Cahyadi (2005),
- Zainal Hadi (2006-2011)
- Hasnuryadi HAS (sekarang)
Prestasi Terbaik Barito Putera
Pertandingan semifinal lawan Persib di Divisi Utama Liga Indonesia 1994/1995 itu merupakan pertandingan yang tak terlupakan tidak hanya bagi seluruh pemain, tapi juga bagi seluruh warga Kalimantan Selatan dan Tengah. Meski akhirnya kalah 0-1 oleh penalti Kekey Zakaria, Barito pulang disambut bak pahlawan.
Manusia menyemut sepanjang 30 km mulai dari Bandara Syamsuddin Noor hingga ke tengah kota Banjarmasin.
Perjalanan Tim :
1988/1989
PS Barito Putera dibentuk, dengan harapan memajukan sepakbola banua. lahir dari inisiatif H. Sulaiman HB, yang saat itu sedang mempertaruhkan nyawa di RS Pondok Indah Jakarta karena dihadapkan pada operasi bersar.
Beberapa pemainnya berasal dari Persinus, beberapa diantaranya adalah : Fachri Amiruddin, Abdillah, Sir Yusuf Huawe. Awal berdirinya langsung mengikuti Galatama, dengan manajer M Hatta dan Arsitek Andi Lala asal Ujung Pandang.
1989/1990
Pemain Legendaris Barito, Frans Sinatra Huwae bergabung setelah dipanggil H. Leman, frans mundur dari Klub Pelita Jaya. Pelatih saat itu Sukma Sejati, dan Frans menjadi kapten Barito
1990/1991
Pelatih Sukma Sejati digantikan Maryoto, dimana beliau adalah istruktur Diklat Ragunan yang membimbing Frans. Salahudin bergabung Barito dan kemudian dipanggil Timnas Sea Games Manila dan mendapat medali emas. Salahudin jadi satu-satunya pemain Barito yang digaji PSSI seumur hidup.
1991/1992
Barito Putera melesat dibawah arahan Maryoto menumbangkan tim-tim Galatama. Akhir 1992, maryoto dipanggil PSSI untuk melatih Timnas. pelatih barito kemudian dipegang (alm) Andi Teguh
1992/1993
Andi Teguh membawa barito semakin solid dengan pemain lokal di kompetisi galatama seperti Frans, Salahudin, Zainuri, Yusuf Doloporo, Abdillah, Albert Kurano, Fahmi Amiruddin, Samsul Bahri, Joko Hariyono, Heriansyah, Saiman dll.
1993/1994
Daniel Rukito menggantukan Andi Teguh padamemoles Barito menjadi salah satu Tim yang ditakuti di Liga Dunhill.
1994/1995
Ajang Melawan Lupa Tahun yang tak bisa dilupakan, Barito Putera yang saat itu dimanejeri H Rahmadi HAS sukses ke semifinal Ligina I. Sayang mereka tumbang di semifinal kala berhadapan dengan Persib 0-1. Kekalahan yang disebut oleh media-media nasional sebagai keberhasilan yang dirampok, karena kekalahan tersebut disinyalir sudah diskenariokan. Namun sepulangnya dari Senayan, Barito disambut bak Pahlawan, manusia menyemut dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru ke arah Banjarmasin sepanjang 30 km dengan kostum merah kebanggan Barito Putera.
1995/1996
Tahun ini Barito hanya mampu masuk 8 Besar Liga Dunhill, Daniel Rukito digantikan oleh pelatih bulgaria, A.Soso. Sejak berdiri hingga sekarang, A.Soso adalah pelatih asing satu- satunya yang pernah menukangi barito.
1996/1997
Maryoto kembali hadir menggantikan A.Soso yang dianggap kurang maksimal. Barito mampu kembali ke 8 besar liga kansas.
1997/1998
Maryoto diduetkan dengan A.Soso, namun hasilnya barito hanya bertengger di 12 besar liga Indonesia.
1998/1999
Masih dengan duet maryoto dan A.Soso, namun belum ada peningkatan, Barito tetap di 12 Besar Ligina.
1999/2002
Barito Bertahan di divisi utama, ada 2 pelatih yang sempat menangani Barito, yaitu Rudy William Keltjes dan Tumpak Sihite.
2002/2003
Kondisi Keuangan manajemen PS barito Putera sedang mengalami kemunduran, Frans Sinarta Huwae dipercaya melatih PS Barito Putera. Sayang, setelah 9 Tahun berada di kasta tertinggi Liga Indonesia, Barito harus terpuruk ke Divisi I, sunggu kenangan pahit bagi PS barito Putera.
2003/2004
Barito kembali harus jatuh ke Divisi II, Frans digantikan Gusti Gazali. Sempat diisukan bubar, namun manajer Hasnuriyadi membantahnya dengan press release yang dikirim ke media cetak pada tahun itu.
2004/2007
Ditengah situasi Krisis, H Sulaiman HB menunjuk Putera Bungsunya Zainal hadi Has untuk jadi manajer tim. Zainal kemudian memanggil Salahudin yang sukses menghantarkan Persepar ke Divisi I Liga indonesia pada 2007.
2007/2008
Dalam keadaan yang terpuruk, Salahudin memikul tanggung jawab mengembalikan Barito seperti jaman 1994/1995. Akhirnya Salahudin berhasil mengumpulkan materi pemain yang punya semangat juang tinggi dan meraih Juara Divisi II pada 2008 dan mendapat promosi ke Divisi I pada 2008
2008/2009
Gairah tim kebali digalakkan, semangat masuk divisi utama jadi bidikan. Hadirlah pilar-pilar terbaik Salahudin seperti Sugeng Wahyudi, Husin Mugni, Dwi Permana, Zulkan Arief, Adre Djoko, Sartibi Darwis, dll. Barito mampu bertahan di divisi I
2009/2010
Akhirnya Salahudin sukses membawa PS Barito Putera naik tahta ke Divisi Utama Liga Indonesia.
2010/2011
Animo Besar di Stadion 17 Mei
Ditangan salahudin PS Barito Putera mampu bertahan di papan tengah Grup 3 Kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone. Jika tahun ini bisa jadi tim kuat di Liga Ti-Phone, setidaknya tahun depan bisa jadi pelecut untuk menembus Liga Super Indonesia. Pada laga terakhir VS PSS Sleman, barito takluk 0-1 sehingga finish di urutan ke 6 Divisi Utama Liga indonesia dan gagal lolos ke Copa Indonesia. (hanya sampai posisi 5 yang berhak melaju ke copa indonesia).
Desember 2011
Akibat berlarut-larutnya kisruh PSSI, dimana terjadi dualisme liga yaitu IPL dibawah PT. LPIS dan ISL dibawah PT LI, berimbas pada klub-klub Divisi Utama. PS. Barito Putera yang awalnya ingin mengikuti Divis Utama PT. LPIS kemudian berbalik arah dan lebih fokus pada persiapan Kompetisi Divisi Utama dibawah PT. Liga Indonesia walaupun terancam hukuman dari PSSI karena PT. LI dianggap menyelenggarakan Liga Ilegal.
Sejarah Singkat
Stadion 17 Mei Banjarmasin merupakan stadion sepakbola kandang klub Divisi II Barito Putera. Stadion ini pernah menjadi stadion angker bagi klub yang bertandang kesini karena klub Laskar Antasari Barito Putera dua tahun lebih atau dua musim berturut-turut tak pernah kalah di stadion ini pada Liga Divisi Utama kompetisi 2001 dan kompetisi 2002. Sekarang setelah surutnya prestasi Barito Putera, nyaris tak ada lagi pertandingan bergengsi di stadion ini. Stadion ini mengalami perombakan pada tahun 2007 pada saat Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi tuan rumah POMNAS 2007.
GALATAMA
- 1990 : Peringkat 16 dari 18 Tim
- 1991 : Peringkat 7 dari 20 Tim
- 1992 : Peringkat 3 dari 17 Tim
- 1993 : Peringkat 5 dari 8 Tim Wilayah Timur
LIGA INDONESIA
|
|